Para ilmuwan telah mencapai terobosan dengan menunjukkan bahwa satu molekul organik dapat memicu efek Kondo, sebuah fenomena kuantum kompleks yang sebelumnya diperkirakan memerlukan jaringan elektron yang luas. Penemuan ini, dipimpin oleh Prof. Li Xiangyang di Institut Ilmu Fisika Hefei, menantang keyakinan lama dan membuka jalan baru bagi ilmu nano dan teknologi kuantum.

Memahami Efek Kondo: Landasan Inovasi

Efek Kondo adalah fenomena banyak benda kuantum di mana elektron dalam logam bekerja sama untuk menetralkan sifat magnetik atom yang terisolasi. Ini adalah konsep penting untuk menjelaskan perilaku tidak biasa pada material dengan interaksi elektron yang kuat dan telah mendorong inovasi di berbagai bidang seperti elektronik molekuler dan penelitian informasi kuantum. Anggap saja seperti ini: sebuah magnet (atom pengotor) dikelilingi oleh awan elektron lain yang secara efektif menghilangkan medan magnetnya.

Peran Tak Terduga dari Cobalt Phthalocyanine (CoPc)

Secara tradisional, efek Kondo diyakini memerlukan “reservoir” elektron yang besar, yang biasanya ditemukan dalam sistem logam. Penelitian baru ini menunjukkan bahwa satu molekul, cobalt phthalocyanine (CoPc), dapat menciptakan efek serupa. Para peneliti menciptakan apa yang mereka sebut “kotak Kondo molekuler” dengan menempatkan molekul CoPc pada permukaan logam.

Cara Kerja “Kotak Kondo Molekuler”.

Kunci penemuan ini terletak pada sifat elektronik unik CoPc. Berikut rinciannya:

  • Hibridisasi dengan Permukaan Logam: Ketika molekul CoPc diendapkan pada permukaan emas (Au), π-elektron (elektron dalam orbital tertentu) berinteraksi dan “hibridisasi” dengan elektron dari permukaan emas.
  • Perilaku Seperti Keliling: Interaksi ini menyebabkan elektron π CoPc berperilaku seolah-olah bergerak bebas, seperti elektron dalam logam – perilaku yang dikenal sebagai seperti keliling.
  • Tumpang tindih dan Penyaringan Orbital: Elektron π keliling ini sangat tumpang tindih dengan orbital dπ atom kobalt di dekatnya. Tumpang tindih ini secara efektif menyaring momen magnet atom kobalt, yang mengarah pada pembentukan singlet Kondo. Singlet ini menandakan keadaan dimana momen magnet atom kobalt dan elektron di sekitarnya seimbang sempurna.

Menyempurnakan Status Magnetik

Hal yang sangat menarik adalah kemampuan untuk secara tepat mengontrol kekuatan penyaringan ini – dan juga keadaan magnetnya – dengan menyesuaikan jumlah atom kobalt dan simetri keseluruhan sistem molekul. Tunabilitas ini membuka kemungkinan untuk menciptakan keadaan putaran yang stabil dan terkendali pada tingkat molekuler.

Penemuan ini tidak hanya memperluas pemahaman mendasar kita tentang efek Kondo namun juga menawarkan kendali yang belum pernah terjadi sebelumnya atas keadaan putaran, sehingga membuka jalan bagi perkembangan baru dalam teknologi kuantum.

Intinya, penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena kuantum yang kompleks tidak selalu terbatas pada material berukuran besar; mereka juga dapat terjadi dalam molekul tunggal, memberikan peluang baru untuk mengeksplorasi dan memanipulasi perilaku kuantum untuk aplikasi teknologi. Karya yang diterbitkan dalam Physical Review Letters ini mewakili langkah maju yang signifikan dalam bidang nanosains.